Tahfizhleadership.com, Menjadi seorang Penghafal Al-Qur’an memang sangat tidak mudah. Para penghafal Al-Qur’an harus berjuang dengan penuh semangat yang tinggi untuk bisa menyelesaikan target-target hafalannya. Makanya tidak banyak orang yang mau berjuang dijalan tersebut. Sehingga hanya orang-orang terpilih saja yang siap untuk menghafal al-qur’an hingga 30 Juz.
Kamu mau jadi penghafal Al-qur’an? Setidaknya kamu harus tahu 3 tantangan terberat yang harus kamu hadapi sepanjang perjalanan menghafal. Apa saja ketiga hal tersebut?
1. Komitmen dan Konsisten
Banyak orang yang ingin menjadi hafizh Qur’an namun mereka tidak mampu berkomitmen. Hal ini sangat sulit, kamu harus berkomitmen dengan target yang telah ditentukan. Kamu juga harus berkomitmen untuk menjalankan jadwal yang telah disusun, meskipun itu sangat berat. Kepadatan aktivitas juga sangat mempengaruhi komitmen dan konsistensi. Seperti di Program tahfizh leadership yang diselenggarakan oleh Kubik Leadership, para peserta tidak hanya mengahfal saja dalam kegiatan sehari-harinya. Namun aktivitas lain juga sangat pada, seperti Leadership Forum, Latihan Ceramah, membersihkan area program dan segudang aktivitas lainnya. jika Kamu tidak memiliki komitmen dan daya juang untuk konsisten, maka semua akan menjadi sia-sia. Karena kamu akan kesulitan dalam menyelesaikan target-target yang telah disusun.
2. Menjaga Hafalan
Selanjutnya tantangan menghafal AL-quran selain komitmen dan konsisten dalam menghafal, adalah menjaga hafalan. Tantangan yang satu ini tidak bisa dianggap remeh, bahkan menjaga hafalan termasuk tantangan yang sangat berat. Pasalnya selain kamu harus terus bergerak maju untuk menghafal, kamu juga harus mampu menjaga hafalan yang telah diselesaikan. Disinilah tantangannya, harus terus menghafal tapi juga harus terus menjaga hafalan yang sudah selesai. Serukan? Inilah proses yang harus terus dilalui para penghafal al-quran.
3. Mengelola Perilaku
Nah, selain ketiga hal diatas satu lagi yang menjadi tantangan terberat adalah mengelola perilaku. Seorang penghafal al-qur’an harus mampu mengelola perasaan dan perilaku diri. Kenapa? Karena perilaku ini yang menunjukkan sikap dan sifat asli dari para penghafal al-qur’an. Seharusnya ketika sudah memiliki hafalan berapapun jumlahnya, sudah bisa menampilkan perilaku qur’ani. Kenapa hal ini menjadi tantangan? Karena arus informasi yang sekarang sulit untuk dibendung dan berpotensi menjadikan diri terbawa arus informasi yang buruk.
Itulah ketiga tantangan yang harus dihadapai oleh para penghafal al-qur’an. Sebetulnya masih banyak tantangan yang harus dihadapi, namun Kami hanya sampaikan yang menjadi titik terberat yang harus di hdadapi saja. Semoga informasi ini bisa menambah wawsan Kamu dan bisa segera menyelesaikan hafalannya.